Breaking News

Aktivis IMM Nilai Aksi GERBRAK Tak Berdasar: Kritik Harus Berilmu, Bukan Delusi

bahagianews.com - Aksi unjuk rasa yang dilakukan oleh Gerakan Rakyat Berantas Korupsi (GERBRAK) di Jakarta, yang menyoroti nama Bupati Batu Bara Baharuddin Siagian, dinilai berlebihan dan tidak berdasar.

Aktivis Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), Gusti Sayuti, menyebut bahwa aksi tersebut lebih bernuansa framing politik ketimbang kritik yang didasarkan pada pemahaman hukum dan data. Jum'at (1/8/2025) 

 “Saya menghormati hak berdemonstrasi. Tapi ketika tuduhan korupsi dilemparkan tanpa dasar yang kuat dan hanya mengandalkan tafsir sendiri terhadap laporan BPK, itu bukan kritik—itu pembunuhan karakter,” tegas Gusti

Gusti menegaskan bahwa hasil audit Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) yang dijadikan dasar oleh massa aksi GERBRAK tidak menunjukkan adanya kerugian negara, melainkan hanya temuan administratif berupa kelebihan bayar, yang bahkan telah dikembalikan oleh pihak terkait.

 “Kalau kita bicara hukum, kita harus pisahkan mana kekeliruan administratif dan mana tindakan pidana. Temuan BPK bukan dakwaan. Jangan asal pukul rata semuanya sebagai korupsi,” ujarnya.

Gusti menyebut bahwa BPK bekerja dalam ranah korektif, dan tidak serta-merta menyimpulkan suatu tindakan sebagai korupsi. Jalur penyelidikan pidana adalah ranah KPK, kepolisian, atau kejaksaan, bukan tafsir sepihak dari kelompok demonstran.

 “Kalau memang ada unsur pidana, silakan tempuh jalur hukum. Jangan cuma modal fotokopi LHP, lalu diklaim sebagai bukti korupsi,” tambahnya.

Sebagai aktivis mahasiswa, Gusti mengingatkan bahwa gerakan idealis harus berpijak pada ilmu, data, dan etika intelektual. Ia menyayangkan jika demonstrasi hari ini hanya menjadi ajang saling serang tanpa pencerahan.

“Gerakan di abad ke-21 tidak bisa asal teriak. Aspirasi yang tidak berdasar bisa berubah jadi fitnah. Dan fitnah adalah racun bagi demokrasi,” tegasnya.

Ia juga menilai bahwa aksi GERBRAK terlihat cenderung dipolitisasi dan mungkin ditunggangi oleh oknum yang memiliki kepentingan tertentu.

“Kalau benar ada kepentingan politik di balik aksi ini, itu mencoreng nilai-nilai perjuangan. Aksi sosial tidak boleh jadi panggung framing murahan,” ujarnya.

Gusti mengingatkan bahwa saat ini Bupati Baharuddin Siagian sedang fokus menjalankan program-program pembangunan di Kabupaten Batu Bara, yang menurutnya telah menunjukkan dampak positif bagi masyarakat.

“Bapak Baharuddin selama ini dikenal patuh aturan dan loyal dalam kerja-kerja birokrasi. Kalau tidak ada satu pun proses hukum yang membuktikan kesalahannya, kenapa harus digiring ke opini korupsi?” katanya.

Ia pun menekankan pentingnya menjaga suasana konstruktif demi mendukung agenda pembangunan daerah.

“Kita boleh berbeda pandangan, tapi jangan menjatuhkan orang yang sedang bekerja untuk rakyat hanya karena asumsi. Kritik boleh keras, tapi harus cerdas,” pungkasnya.(red/fy). 

© Copyright 2025 - Bahagianews.com