Namun saat tiba di lokasi, Bupati Baharuddin tidak mendapati adanya aktivitas pelayanan. Bahkan selama hampir setengah jam, dirinya mondar-mandir di depan puskesmas tanpa ada satu pun petugas yang menyambut atau membukakan pintu. Kondisi gedung tertutup rapat dan tidak menunjukkan tanda-tanda kesiapsiagaan.
Setelah beberapa kali mengetuk dan memanggil, akhirnya pintu dibuka oleh salah satu petugas jaga malam. Ternyata, petugas tersebut sedang tertidur di dalam, agak jauh dari pintu masuk, sehingga tidak langsung mendengar kedatangan Bupati.
Kondisi ini membuat Bupati Baharuddin merasa kecewa terhadap manajemen pelayanan malam di puskesmas tersebut. Ia menilai, sebagai fasilitas rawat inap, puskesmas seharusnya memiliki standar pelayanan 24 jam yang siaga setiap saat.
“Yang namanya rawat inap, ketika digedor harus ada. Boleh tidur, nggak masalah, tapi jangan jauh dari pintu masuk. Kalau kerja, ya kerja. Masa baru jam segini sudah tidur? Kalau jam dua atau tiga pagi masih mending,” ujar Bupati dengan nada kesal. “Kasih salam saya ke kepala puskesmasmu ya,” tambahnya sebagai teguran langsung kepada petugas yang berjaga.
Tak hanya berhenti di situ, setelah pintu dibuka, Bupati Baharuddin melanjutkan sidaknya dengan meninjau kondisi sarana dan prasarana di sekitar puskesmas. Ia memeriksa ruang perawatan, kebersihan lingkungan, serta ketersediaan fasilitas penunjang lainnya. Dalam pantauannya, ia juga memberikan beberapa catatan terkait kelayakan dan kesiapan fasilitas untuk mendukung pelayanan kesehatan masyarakat secara optimal.
Sidak ini merupakan bagian dari upaya Bupati Batu Bara dalam memastikan pelayanan publik, khususnya sektor kesehatan, berjalan dengan disiplin dan profesional. (fy)
Social Header